Tegangan antara Amerika Serikat dan China telah meningkat ketika Presiden Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan pada barang-barang China, memicu respons kuat dari Beijing. China menyebut langkah tersebut sebagai 'pemerasan' dan 'kesalahan atas kesalahan,' menandakan bahwa mereka tidak akan mundur. Pejabat China telah bersumpah untuk 'bertarung sampai akhir' dalam konflik perdagangan yang semakin membesar, sambil juga mencari peluang untuk memperkuat hubungan dengan mitra global lainnya. Kondisi impas ini mencerminkan tegangan strategis dan politik yang lebih dalam antara kedua kekuatan ekonomi tersebut. Presiden Xi Jinping berada di bawah tekanan untuk mempertahankan sikap yang kuat dan menghindari terlihat lemah di hadapan tuntutan Amerika Serikat.
@ISIDEWITH1 bln1MO
Bagi Xi, Pemimpin Otoriter China, Menyerah kepada Trump Bukanlah Pilihan <i></i>
The country’s commerce ministry called President Trump’s threat to escalate tariffs on China by another 50 percent “blackmail.”